Posted by : nihon techno 11/30/2017


Kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) dan Machine Learning, menjadi benang merah di Google I/O 2017. Bahkan, Google berencana ingin membuat adopsi kecerdasan buatan dan Machine Learning lebih masif lagi ke depannya.

Jadi, nantinya semua layanan dan produk Google bisa mengadopsi kedua teknologi ini, dan tentunya seluruh pengguna dapat menikmati canggihnya duet antara kecerdasan buatan dan Machine Learning.

Seperti disampaikan CEO Google Sundar Pichai, dunia teknologi tak lagi berkutat pada teknologi berbasis mobile nan konvensional. Menurutnya, kini dunia telah berevolusi dari “Mobile First” ke “AI First” karena perkembangan teknologi yang semakin maju.

“Kami ingin menjadi perusahaan AI First. Dan kini, sepertinya sudah saatnya Google membawa manfaat kecerdasan buatan bagi semua orang, agar semua bisa menikmatinya dari seluruh layanan yang kami sediakan,” kata Pichai dalam sesi keynotes utamanya di Google I/O 2017 yang diadakan di Shoreline Amphitheatre, Mountain View, Amerika Serikat (AS).

Dengan begitu, Google akan merancang dan mengembangkan AI tak hanya secara spesifik untuk kalangan developer saja, namun juga untuk kalangan perusahaan korporat dan pengguna umum.

Nah, jika pada Google I/O 2016 fokus Google adalah membawa AI pada Google Assistant, kini AI justru akan merambah ke semua produk dan layanan Google, seperti Gmail, Google Photos, Google Home, dan lainnya.

Google Home dan Google Assistant

Salah satu pembaruan berbekal kecerdasan buatan dan Machine Learning yang paling mencolok adalah Google Home. Berkat keduanya, speaker pintar tersebut bisa melakukan panggilan via WiFi, mengirim pesan, meninjau lalu lintas, dan bahkan dapat memberikan notifikasi untuk menunda jadwal penerbangan.

Tak hanya itu, kecerdasan buatan dan Machine Learning juga akan membuat Google Photos semakin mudah untuk dipakai. Pengguna akan semakin praktis mengumpulkan foto secara otomatis berdasarkan acara dan momen selebrasi.

Selain yang disebutkan di atas, Google Assistant pun akan mendapatkan pembaruan dari kecerdasan buatan dan Maching Learning. Pembaruan bersifat adopsi perangkat terhadap Google Assistant, di mana ia tak hanya akan digunakan di smartphone atau Google Home, namun juga akan hadir di beberapa perangkat IoT (Internet of Things). Kabar baik satu lagi, salah satu perangkat yang juga akan kebagian Google Assistant dalam waktu dekat adalah iOS.

Selain kecerdasan buatan dan Machine Learning yang bisa diadopsi semua layanan dan produk Google, ada beberapa update fitur teranyar lain di I/O 2017 yang sayang untuk dilewatkan, adapun di antaranya seperti pembaruan, Google Photos, pengumuman Android O, perangkat VR (Virtual Reality) Daydream, proyek Tango, solusi pengembang seperti Firebase dan Kotlin, dan masih banyak lagi.

Beberapa hal yang terdapat dalam teknologi pada Google:

  • Tiap Server Memiliki Baterai.

Masing-masing server google memiliki 12-volt battery untuk mensupply power jika terjadi masalah pada pusat listrik. Google telah menggunakan teknologi ini sejak tahun 2005, dimana data center ini telah di desain sedemikian rupa yang berukuran sebesar sebuah container yang didalamnya terdapat 1,160 server, dan  untuk konsumsi daya, dapat mencapai 250 kilowatts.

Google ternyata telah lama fokus terhadap efisiensi energy yang kini mereka memberikan sedikit bocoran tentang pengalaman mereka. Bersamaan dengan terjadinya resesi mengakibatkan google harus menurunkan budget operation, ditambah lagi isu environmental dan harga energy yang terus meningkat membuat Google harus berubah menjadi efficiency evangelism, kata Urs Hoelzle, Google’s vice president dari operation division.

Akibat hal ini google harus memfokuskan data center mereka agar lebih efisien dalam hal menangani distribusi energi/daya, pendinginan, dan memastikan semuanya berjalan dengan benar dan efisien kata Chris Malone, yang terlibat dalam data center design and efficiency measurement. Google data center saat ini telah mencapai level yang efisien terhadap Environmental Protection Agency hingga 2011 tentunya dengan menggunaakn teknologi yang lebih advance.

  • Mengapa Menggunakan Baterai ?

Seperti PC Rakitan  yang sudah terintegrasi baterai. Data Center yang kita kenal sekarang ini membutuhkan daya battery yang sangat besar, tersentral, sehingga merupakan kewajiban data center untuk memiliki baterai berukuran raksasa  sebelum generator membutuhkan waktu untuk hidup.

Dengan menempatkan baterai pada sisi server itu sendiri maka didapatkan kalkulasi biaya yang jauh lebih murah. “Tentu saja ini akan lebih murah ketimbang menggunakan UPS yang tersental” dan juga “tidak ada pembuangan kapasitas.” Karena bagi Google efisiensi merupakan sebuah faktor finansial. UPS berukuran raksasa mampu mencapai 92 sampai 95% efisien, sedangkan baterai server-mounted melakukanya dengan lebih baik, karena mereka dapat mengukur penggunaan energi aktual dengan efisiensi 99.9 %.”

The Google server di desain dengan ketebalan 3.5 inch 2U, atau 2 rack units. Masing masing server menggunakan 2 buah processor, 2 hard drive, dan 8 memory slot yang terpasang pada motherboard yang di desain oleh Gigabyte. Google menggunakan x86 processor baik dari AMD dan Intel, Google juga menggunakan desain baterai untuk network equipmentnya mereka juga.

  • Power Supply dan baterai

Salah satu bentuk obsesi efisiensi Google adalah desain dari power supply mereka. Power supply seperti biasanya mengconvert arus AC (alternating current–listrik dari gedung) menjadi arus DC (direct current–dari battery), dan power supply biasanya memiliki 5-volt dan 12-volt DC power. Namun untuk Google mereka mendesigns power supply hanya dengan 12-volt power, sedangkan untuk proses konversi dilakukan dari fitur yang dimiliki motherboard.

Hal ini menyebabkan Google harus menambahkan biaya tambahan sebesar $1 atau $2 untuk mendesain motherboard, namun hal ini akan mempermurah harga power supply, sehingga power supply hanya akan di desain dengan menggunakan kapasitas tertinggi. Google bahkan memperhatikan efisiensi yang lebih baik jika mentrasmit energi listrik melalui kabel tembaga pada 12 volts dibandingkan dengan 5 volts.

  • Data center sebesar Container

Kebanyakan perusahaan membeli computer server pada waktu mereka membutuhkannya, namun Google berfikir lebih berbeda khususnya dalam hal skala. Jimmy Clidaras menemukan kalau kebutuhan efisiensi yang mendasar pada google data center di komposisikan dengan shipping container yang berukuran standard 1AAA, didalamnya 1,160 server, yang didalamnya terdapat beberapa kontainer dalam sebuah data center. Modular data center bukanlah hal yang unik bagi Google; Sun Microsystems dan Rackable Systems. Namun Google telah memulai menggunakannya pada tahun 2005.

Visi Google, menawarkan kecepatan, kemudahan pencarian informasi di internet.

Misi Google, memberikan pengalaman pencarian di Internet yang terbaik dengan mewujudkan informasi dunia yang mudah diakses dan bermanfaat.

Sumber1
Sumber2
Sumber3

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Suryo ~ Copyright ©. Diberdayakan oleh Blogger.
Welcome to My Blog

Suryo ~ Copyright © Nihon-Techno -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -